Selasa, 23 Februari 2016

Future

Apa yang telah digariskan Tuhan..
Tak mungkin terbantahkan..
Dan apa yang terjadi nanti..
Tergantung kita hari ini...

----------

Setelah cukup lama terpaku terbelenggu dalam satu rasa yang tak kunjung berlalu..
Hari ini ku tekadkan untuk mengubur masa itu..
Masa dimana hatiku utuh untukmu..
Masa dimana hanya kamu yang betah bertamu dalam kalbu...

----------

Siapa yang tak mengenalnya laki-laki luar biasa satu ini?
Muhammad Raynald Prasetya drummer muda idola remaja.
Diusia yang masih terbilang muda Ia mampu mencatatkan namanya di papan persaingan musisi Indonesia.

Dia bercita-cita menjadi seorang Arranger.

Gilang Ramadhan sosok itu begitu dikaguminya..satu yang sampai saat ini masih ku ingat dia selalu berkata "Gilang Ramadhan itu punya konsep mahal yang nggak semua orang bisa.."

Sebagai seorang sahabat aku hanya bisa mengiyakan apapun yang membuatnya bahagia.
Seperti saat ini..kurelakan hatiku untuk melepasnya dan membiarkan dia bahagia dengan pilihannya.

"Alyssa!" Aku menoleh dan mendapati dia sudah berdiri dibelakangku.

"Ada apa Ray?"

"Nanti malam datang ya..gue jadi guest star di acara band competitions gitu..."

"Dimana?"Tanyaku.

"Di Fit and Food..gue harap sih lo datang nanti sekalian gue kenalin sama Nadine..."

"Insyaallah kalau gue gak sibuk.."Ujarku sambil membenarkan letak kacamata yang sedikit turun.

"Hm..jangan lupa datang ya!"Dia menepuk pelan bahuku sambil berlalu.

Hampir disetiap eventnya aku datang..dan tanpa malu dia mau memperkenalkanku pada teman-temannya.

Malu?
Mengapa?
Aku hanya gadis cupu dengan segala keterbatasanku..
Lihatlah kacamata tebal ini!
Lihatlah gigi berbehel ini!
Lihatlah rambut yang dikepang tanpa seni ini!
Itu sudah mampu mendeskripsikan betapa aku tak pantas untuknya..
Dan seharusnya sejak awal perasaan ini tak pernah ada..

-----

Acara sudah berlangsung sejak 3 jam yang lalu namun aku belum juga sampai ketempat tersebut.

Aku melirik sekilas arloji yang melingkar dipergelangan tanganku.

'Jam 7 lewat...bagaimana ini?'Aku terus menggerutu dalam hati.

From : Ray
Al lo jadi datang kan?setengah jam lagi gue perform..
__________

Aku menghela nafas berat..
Apa mungkin aku bisa sampai tepat waktu?

To : Ray
Gue masih dijalan!
Sorry kalau gue telat..
Sukses buat perform lo hari ini :)
__________

Karena tak mendapat balasan aku memasukan kembali ponselku kedalam tas.

Aku bergegas turun dari sebuah angkutan umum yang ku tumpangi lalu berjalan sedikit tergesa memasuki tempat acara.

Sesampainya disana semua mata langsung tertuju padaku.

Rambut lepek karena air hujan serta dandanan yang terlalu biasa.

Lain dengan Ray..dia justru menyambutku.

"Hai Al..akhirnya lo datang juga!"

Aku mengangguk.

Dia langsung menuntunku kesamping stage tepat disebelah seorang gadis.

"Al ini Nadine cewe gue..."

Aku langsung mengulurkan tangan..bukannya membalas gadis itu justru menatapku dengan tatapan menghina.

"Alyssa..."Ucapku.

"Nadine.."Ujarnya dingin.

"By cepat naik host udah panggil-panggil dari tadi..."

Aku membuang pandanganku kearah lain..
Huh..sesak juga rasanya melihat orang yang kita cintai telah bersama orang lain..

"Do'ain gue yaa..."Ujarnya.

Aku mengangguk.

Seperti biasa ku arahkan kamera ponselku kepadanya.

Mataku seperti enggan menatap dia dalam kamera..
Aku lebih suka menikmati setiap geraknya langsung dengan indera..
Ya..Mataku jauh lebih senang dimanjakan dengan melihat langsung aksinya...

Dia naik mengucapkan beberapa kata baik berupa sapaan atau ungkapan terimakasih.

"Terimakasih buat crew yang udah kasih gue kepercayaan buat perform disini,terimakasih juga buat partisipasi kalian yang ikut band competitions ini dan terakhir terimakasih buat kalian yang udah dateng terutama buat cewe gue Nadine.."

Semua bersorak menanggapi kicauannya..Nadine pun nampak begitu bangga di specialkan.
Lain denganku..
Aku menunduk dalam berusaha membendung air mataku..

Dia mulai menunjukan aksinya
Semua mata dimanjanya..
Semua bibir dibuat berdecak kagum atas performanya..
Begitupun aku..

Lagu Burn milik Ellie Goulding yang belakangan sering dibawakannya menggema memenuhi seluruh penjuru ruangan.

Aku melirik sekilas Nadine yang sedari tadi asik menatapnya..Ray pun sesekali terlihat curi-curi pandang pada gadisnya.

Kalian tau seperti apa hatiku?
Cemburu?Tentu..
Namun aku sadar untuk apa cemburu ku?
Dan siapa diriku..

-----

Aku menunggunya diparkiran,jika biasanya selepas perform dia akan mengantarku pulang namun entah untuk hari ini..

Tak lama dia keluar bersama Nadine.

"Hai Al nungguin siapa?"Tanya Nadine.

Aku diam tak tau harus menjawab apa.

'Nungguin Ray..' yang benar saja.

"Emh..itu aku mau minta foto sama Ray.."Ujarku.

Ray sedikit terkejut mendengar penuturanku,pasalnya selama ini tak sekalipun aku meminta foto bersamanya.

"Baiklah..sini ponsel lo biar gue yang foto!"Ujar Nadine.

Aku membuka aplikasi Kamera lalu menyerahkan ponselku pada Nadine.

Ray merangkulku..aku mendongak menatapnya meminta penjelasan.

"Senyum.."Ucapnya pelan.

Aku mulai menatap kamera sambil mengulum senyum.

Nadine..
Gadis itu nampak begitu kesal.

"Prakkk"

Aku terbelalak ketika ponselku terlepas dari tangannya,entah itu disengaja atau tidak.

"Ups..sorry gak sengaja.."

Ray terdengar menegur gadis itu namun aku tak menghiraukannya..aku berjongkok memungut ponselku yang sudah tak jelas bentuknya.

"Gue pulang duluan Ray..."Ujarku sambil berlalu dari hadapan keduanya.

-----

Ini sudah hari ke-7 semenjak kejadian itu aku tak berkomunikasi dengannya.
Pertama memang karena ponselku rusak dan alasan lainnya karena aku merasa sudah tidak dibutuhkan.

"Al si Ray telpon gue terus dia nanyain lo.."

Pagi-pagi begini Sivia sudah berbicara keras padaku.

"Tinggal bilang 'gak tau' selesai kan vi?"

Sivia menggeleng.

"Alyssa!"

Suara itu suara yang paling tak ingin ku dengar saat ini.

Aku tak bergeming.

"Al ko lo susah banget sih dihubungin?Disekolah juga kita jarang ketemu sekarang...lo sibuk ya?"

"Gue?atau lo?"

Ray diam.

Kalau memang dia memikirkanku mengapa tidak ada usaha untuk sekedar menemuiku dikelas.

"Sorry kemarin-kemarin gue..

"Gue tau.."Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya aku segera memotongnya.

Yaa..beberapa hari ini aku memang sering melihat Ray tengah bersama Nadine.

"Lo udah gak butuh gue kan?Jadi jangan ganggu gue lagi..."

"Ko gitu sih?Kita kan sahabatan Al gak ada kata butuh atau gak butuh karena pada dasarnya kita memang saling membutuhkan.."Ujarnya dilematis.

Aku tersenyum miris.

'Sahabat?'

"Oh iya kita sahabat.."Lirihku.

Ray mengernyit melihat ekspresiku.

"Lo kenapa sih?Gue ada salah sama lo?"

"Lo gak punya salah ko..dari awal gue yang salah.."

"Maksud lo?"

"Iya gue yang salah karena udah jatuh cinta sama sahabat gue sendiri.."

"Al..lo..."

"Lupain anggap gue gak pernah bilang itu..."Ujarku kemudian sambil menyunggingkan seulas senyum.

Ray semakin bingung..sedangkan Sivia yang sedari tadi duduk disampingku akhirnya angkat bicara.

"Dasar gak peka!"

Sivia menarik tanganku keluar meninggalkan Ray yang masih terpaku ditempatnya.

"Al dari awal kan gue udah bilang sama lo kalau Ray itu cuma PHP sama lo!"

"Bukan salah dia..gue yang terlalu berharap"

"Ada yang berharap berarti ada si pemberi harapan!Ray udah berhasil menanamkan harapan itu dihati lo sampai-sampai sekarang lo harus menuai kelukaan!"

Aku tersenyum..diam-diam membenarkan ucapan Sivia.

Yaa..
Dia sudah berhasil menanamkan jutaan harapan dihatiku..
Namun yang ku tuai dari apa yang dia tanam bukanlah kebahagiaan melainkan luka dalam kalbu..

"Al dengerin gue..kalau lo gak mau pergi dari sekarang sampai kapanpun luka itu gak akan turut pergi.."

"Gue gak tau saat ini harus bertahan atau pergi.."

"Lo harus bisa meyakinkan perasaan lo..!Dia akan selamanya seperti itu.."

"Dia datang hati lo terbuka..dan seandainya dia pergi pun hati lo terbuka..tapi apa yang dia lakuin?Dia beridiri tepat didepan pintu hati lo,menghalangi orang lain menyentuh perasaan lo!Ini gak adil!"Lanjutnya.

"Biar waktu yang menghapus perasaan ini.."

"Jangan bercanda..waktu gak bakal bisa menghapus perasaan lo!Lo mantapkan hati lo dulu buat pergi dan biar waktu yang menghapus sisanya..ingat 'sisanya'  bukan seutuhnya.."

"Thanks yaa vi..gue gak tau gimana kalau gak punya sahabat kayak lo!"

"Al apa yang bakal terjadi sama hidup lo nanti ditentukan hari ini..!"

Aku mengangguk..

Aku tak perlu menerka-nerka akan seperti apa masa depanku nanti..
Yang perlu aku lakukan hari ini memperbaiki diri..
Agar tak menuai kekecewaan lagi esok hari..

-----

10 tahun berlalu..

Aku memeluk erat sebuah undangan pernikahan yang ku dapat hari itu..
Jika dulu aku memilih tetap bertahan menanti..
Mungkin saat ini aku jadi satu dari sekian wanita patah hati..
Namun itu tidak terjadi padaku kini..
Aku pergi dan ku cari bahagia lagi...

Dia yang dulu ku pikir akan menjadi pelengkap masa depanku..
Toh sejak hari itu hanya jadi bagian usang masa laluku..

"Selamat..semoga bahagia selalu bersamamu.."

*The End*

Tidak ada komentar: